Top Ads

Dongeng Joko Bodo

Setelah sebelumnya telah menuliskan cerita tentang awan kelinci yang merupakan cerita yang sangat menarik untuk di baca, namun pada kesempatan kali ini saya akan menuliskan dongeng tentang Joko Bodo. Saya tuliskan dongeng ini karena setelah saya membaca dongeng ini ternyata isi cerita dongeng ini sangat menarik sehingga saya tertarik untuk menulis ulang dongeng ini yang telah saya baca di buku bahasa Indonesia.


Di sebuah desa, tinggallah seorang janda bersama dengan anak laki-laki tunggalnya. Anak itu amat bodoh. Oleh sebab itu, ia terkenal dengan nama Joko Bodo. Walaupun begitu, si ibu amat sayang kepadanya

Pada suatu hari, Joko Bodo pergi ke hutan mencari kayu. Di dalam hutan di bawah sebatang kayu yang besar, ia menemukan seorang wanita cantik yang sedang tidur nyenyak. Joko Bodo kagum melihat kecantikan wanita tersebut. Tanpa berpikir panjang lagi Joko Bodo menggendong wanita itu dan membawanya pulang ke rumahnya.

Setibanya di rumah, wanita cantik itu dibaringkan di atas tempat tidur di kamar ibunya. Kemudian, Joko Bodo menemui ibunya dan berkata, ”Ibu, saya tadi menemukan seorang gadis yang amat manis rupanya. Saya ingin mengawininya, Ibu.

”Di mana gadis yang engkau katakan cantik itu sekarang, anakku?“ tanya ibunya girang.

”Sekarang, ia sedang tidur nyenyak di kamar Ibu. Mungkin karena ia terlalu lelah menempuh perjalanan yang jauh dari hutan.“

”Ibu senang mendengar ceritamu, Joko Bodo,“ sambut ibunya.

Siang telah berganti malam. Di luar, alam telah menjadi gelap. Namun, si gadis belum juga bangun dari tidurnya. Karena cemas akan kesehatan calon menantunya, si ibu berkata kepada Joko Bodo: “Joko Bodo, bangunkan gadis itu agar dia makan dulu. Kasihan nanti lapar dia.“

”Bu, malam ini biarkan saja dia tidak usah makan. Tidak apa-apa. Besok pagi saja kita bangunkan dia.“

Esok paginya ketika orang-orang sudah siap untuk makan pagi, si gadis tidak muncul juga dari kamarnya. Kamarnya kelihatan sepi-sepi saja. la belum juga bangun dari tidurnya.

Melihat peristiwa ini ibu Joko Bodo menjadi curiga. Mana ada orang yang mampu tidur hingga satu setengah hari? Tanpa diketahui oleh Joko Bodo, si ibu menengok ke dalam kamar si gadis. Kemudian, ia masuk ke dalam bilik untuk memeriksa keadaan gadis yang tidak bangun dari tidurnya dengan teliti.

”Astaga ...,“ teriak si ibu sambil mengelus dadanya setelah yakin bahwa gadis yang dianggap sedang tidur itu sebenarnya sudah meninggal.

Si ibu cepat-cepat menemui anaknya dan berkata: “Anakku, gadis yang engkau maksudkan itu sudah meninggal.“

”Saya tidak percaya, Ibu. la tidak meninggal. Gadis itu sedang tidur nyenyak dan sebentar lagi akan bangun.“

Beberapa hari, kemudian tercium bau busuk. Ketika Joko Bodo mencium bau busuk itu, ia menanyakan sebabnya kepada ibunya.

Ibunya menjawab: ”Anakku, bau itu berasal dari tubuh si gadis yang sudah mulai membusuk. Itulah tandanya bahwa gadis itu sesungguhnya sudah mati. Orang yang mati akan mengeluarkan bau busuk.“

Sekarang mengertilah Joko Bodo bahwa setiap mayat akan berbau busuk. Segera diangkatnya tubuh gadis itu dan dibuangnya ke dalam sungai.

Pada suatu hari, ketika ibunya sedang memasak, tiba-tiba ibunya kentut. Bau sekali kentut orang tua itu. Waktu Joko Bodo mencium bau yang sangat menusuk hidung itu, maka tanpa berpikir panjang lagi ibunya segera digendongnya sambil menangis dengan sedih sekali, sebab disangka ibunya telah meninggal. Si ibu terus merontaronta ingin melepaskan diri.

”Joko Bodo aku belum mati. Aku masih hidup.

Lepaskan aku, ayo ... aku belum mati, anakku.“

”Ya, tapi tubuh Ibu sudah bau. Itu artinya Ibu sudah mati,“ jawab Joko Bodo.

”Bau itu karena aku kentut,“ jawab si ibu sambil terus meronta.“

”Tidak, Ibu sudah mati,“ kata Joko Bodo sambil terus membawa ibunya ke tepi sungai.

Ibu yang malang itu terus dilemparkannya ke dalam sungai. Dia terbawa arus dan meninggal.

Sore harinya, tatkala Joko Bodo sedang duduk sendiri sambil merenungkan nasibnya yang buruk, tiba-tiba ia pun kentut. Mencium bau kentutnya sendiri yang busuk, Joko Bodo menjadi sangat terkejut.

”Kalau begitu aku juga sudah mati. Tubuhku berbau busuk,“ pikir Joko Bodo.

Tanpa berpikir panjang lagi ia segera berlari dan menceburkan dirinya ke dalam sungai. la terbawa arus dan meninggal oleh kebodohannya sendiri.

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

0 Response to "Dongeng Joko Bodo"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel