Azab Bagi Si Kikir
Saat Abu Sinan berduka cita karena kematian adiknya, banyak orang-orang datang berta’ziah kerumahnya. Diantara mereka datang pula Yusuf Al Ghirbani bersama rombongannya
Abu Sinan Nampak begitu sedih atas kematian adiknya. Beberapa orang berusaha menghiburnya, namun tak dihiraukannya.
Abu Sinan, kematian adalah suatu hal yang tak bisa dielakan dan setiap makhluk pasti akan mengalaminya. Apakah hal itu tak kau sadari? “ kata Yusuf “
Ya, aku mengerti akan hal itu, “ jawab Abu Sinan
Lalu mengapa kau nampaknya tak rela dengan kematian adikmu ini ? berduka suatu hal yang wajar, siapappun pasti merasakan sedih karna kematian salah satu anggota keluarga, tapi jangan sampai berlebihan dan berlarut-larut.”
Bagaimana aku tak bersedih, adiku tak pernah berhenti menerima azab, sejak pagi hingga sore,” kata Abu Sinan
Bagaimana engkau tahu ? apakah Allah telah memperlihatkan kepadamu tentang apa yang telah ditimpakan kepada adikmu ?”
“ tidak. Tetapi, ketika selesai pemakaman, dan aku duduk sendirian di atas kuburannya, kudengar suara dari dalam kuburnya.”
“suara apa ?” Tanya Yusuf Al Ghirbani
“rintihan adikku. Dalam rintihannya adikku berkata; mengapa mereka meninggalkan aku sendirian menanggung beban siksa. Padahal, ketika hidup aku mengerjakan shalat dan berpuasa, “ kata Abu Sinan, menceritakan apa yang telah didengar dari dalam kubur adiknya.
“karena rintihannya itulah yang membuatku bersedih dan menangis,” Abu Sinan meneruskan ceritanya.” Karena tak dapat menahan perasaanku, maka kugali kuburan adikku untuk melihat apa yang telah terjadi padanya. Teryata liang kubur itu tengah dipenuhi api dan pada leher adikku terdapat kalung api yang membara. Aku berusaha menolongnya, tetapi jari tanganku malah ikut terbakar. Kemudian aku menimbun kembali kuburan itu” Abu Sinan menghentikan ceritanya, ia menundukan kepala dan air mata menetes dari kedua pelupuk matanya.
“melihat keadaan seorang adik seperti itu, siapa yang tak akan sedih ?” lanjut Abu Sinan dengan suara pelan yang tertekan.
“Apa yang dikerjakan adikmu di masa hidupnya, sehingga sampai menerima siksaan semacam itu ?” Tanya Yusuf Al-Ghirbani
“ Aku memang sangat menyayangkan dengan sifat adikku semasa hidupnya. Dia teramat kikir, dan tak mau mengeluarkan zakat bagi hartanya,” jawab Abu Sinan menyesali sifat aadikknya yang kikir.
Demikianlah kisah yang dituturkan oleh Ibnu Hajar tentang orang yang memiliki sifat kikir dan tak mau melaksanakan kewajibannya untuk berzakat.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Abu Sinan Nampak begitu sedih atas kematian adiknya. Beberapa orang berusaha menghiburnya, namun tak dihiraukannya.
Abu Sinan, kematian adalah suatu hal yang tak bisa dielakan dan setiap makhluk pasti akan mengalaminya. Apakah hal itu tak kau sadari? “ kata Yusuf “
Ya, aku mengerti akan hal itu, “ jawab Abu Sinan
Lalu mengapa kau nampaknya tak rela dengan kematian adikmu ini ? berduka suatu hal yang wajar, siapappun pasti merasakan sedih karna kematian salah satu anggota keluarga, tapi jangan sampai berlebihan dan berlarut-larut.”
Bagaimana aku tak bersedih, adiku tak pernah berhenti menerima azab, sejak pagi hingga sore,” kata Abu Sinan
Bagaimana engkau tahu ? apakah Allah telah memperlihatkan kepadamu tentang apa yang telah ditimpakan kepada adikmu ?”
“ tidak. Tetapi, ketika selesai pemakaman, dan aku duduk sendirian di atas kuburannya, kudengar suara dari dalam kuburnya.”
“suara apa ?” Tanya Yusuf Al Ghirbani
“rintihan adikku. Dalam rintihannya adikku berkata; mengapa mereka meninggalkan aku sendirian menanggung beban siksa. Padahal, ketika hidup aku mengerjakan shalat dan berpuasa, “ kata Abu Sinan, menceritakan apa yang telah didengar dari dalam kubur adiknya.
“karena rintihannya itulah yang membuatku bersedih dan menangis,” Abu Sinan meneruskan ceritanya.” Karena tak dapat menahan perasaanku, maka kugali kuburan adikku untuk melihat apa yang telah terjadi padanya. Teryata liang kubur itu tengah dipenuhi api dan pada leher adikku terdapat kalung api yang membara. Aku berusaha menolongnya, tetapi jari tanganku malah ikut terbakar. Kemudian aku menimbun kembali kuburan itu” Abu Sinan menghentikan ceritanya, ia menundukan kepala dan air mata menetes dari kedua pelupuk matanya.
“melihat keadaan seorang adik seperti itu, siapa yang tak akan sedih ?” lanjut Abu Sinan dengan suara pelan yang tertekan.
“Apa yang dikerjakan adikmu di masa hidupnya, sehingga sampai menerima siksaan semacam itu ?” Tanya Yusuf Al-Ghirbani
“ Aku memang sangat menyayangkan dengan sifat adikku semasa hidupnya. Dia teramat kikir, dan tak mau mengeluarkan zakat bagi hartanya,” jawab Abu Sinan menyesali sifat aadikknya yang kikir.
Demikianlah kisah yang dituturkan oleh Ibnu Hajar tentang orang yang memiliki sifat kikir dan tak mau melaksanakan kewajibannya untuk berzakat.
0 Response to "Azab Bagi Si Kikir"
Post a Comment