Top Ads

Mengenal 6 Prinsip Akutansi

6 Prinsip Akutansi
Prinsip Akutansi
Prinsip akutansi merupakan dalih atau dokrin untuk mengawasi suatu sistem atau aktivitas tertentu yang telah diterima kebenarannya. Penggunaan prinsip akutansi menjadi sangat penting agar ada kesempatan dalam hal cara, metode, prosedur tertentu untuk menghasilkan informasi yang relavan, bersifat netral, dan dapat dibandingkan. Prinsip-prinsip tersebut adalah

1. Prinsip Harga Perolehan

Dalam prinsip ini ditekankan bahwa aktiva, hutang, modal, penghasilan dan biaya hendaknya dicatat sebesar harga perolehan yang disepakati oleh kedua belah pihak yang bertransaksi.

2. Prinsip Realisasi Penghasilan

Prinsip ini pada dasarnya mencangkulp pengertian, pengukuran dan pengakuan penghasilan. Pengakuan penghasilan dapat ditentukan melalui jumlah kas atau ekuivalennya, jumlah aktiva yang diterima dan jumlah penurunan hutang. Sementara pengakuan penghasilan pada prinsipnya berdasarkan realisasi penghasilan. Realisasi penghasilan dapat ditentukan berdasarkan justifikasi bahwa barang atau jasa telah tersedia dan jumlahnya sudah diketahui secara pasti.

Kaitannya dengan pengakuan penghasilan ada beberapa metode pengakuan penghasilan yaitu pertama pada saat penjualan barang dan jasa. Kedua pengakuan penghasilan dapat dilakukan pada saat sebelum melakukan penjualan. Ketiga pengakuan penghasilan didasarkan pada saat penerimaan kas.

3. Prinsip Mempertemukan Pendapatan dan Biaya

Prinsip ini menghendaki bahwa hasil aktivitas perusahaan selama periode tertentu yang digunakan dalam laporan keuangan merupakan hasil dalam periode yang sama.

4. Prinsip Obyektif

Prinsip ini memberikan pengertian bahwa laporan keuangan yang dihasilkan haruslah didasarkan pada data akutansi yang didukung oleh bukti-bukti transaksi yang obyek. Bukti transaksi yang obyektif dapat diperoleh Bila transaksi yang dilakukan berdasarkan kesepakatan antara pihak-pihak yang bertransaksi, serta didukung oleh pengawasan dan pengendalian intern yang baik.

5. Prinsip Pengungkapan Penuh

Pada prinsip ini laporan keuangan hendaknya dapat memberikan semua informasi yang baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif yang dapat mempengaruhi interpretasi dan pengambilan keputusan para pemakainya. Untuk mencapai hal ini maka laporan keuangan harus disusun secara baik sesuai dengan standar akutansi yang disepakati umum, menggunakan istilah-istilah yang tepat, memberikan catatan tambahan, memberikan lampiran, catatan kaki dan sebagainya

6. Prinsip Konsistensi

Pada prinsip yang ke enam ini pada dasarnya mengatakan bahwa laporan keuangan tersebut harus mempunyai daya banding. Daya banding laporan keuangan akan ditentukan oleh konsistensi penggunaan teori, metode, dasar, pedoman, dan praktik akutansi yang sama dengan yang diterapkan sebelumnya. Konsistensi ini bukanlah harga mati artinya pada kasus tertentu ada metode yang tidak cocok dengan kondisi saat ini, maka perusahaan dapat mengganti metode tersebut asalkan perusahaan menjelaskan tentang perubahan metode tersebut dan pengaruh penggunaan metode tersebut terhadap angka-angka dalam laporan keuangan.




(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

0 Response to "Mengenal 6 Prinsip Akutansi"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel