Top Ads

Tindakan Perawatan Dasar Lansia

Tindakan Perawatan Dasar Lansia
Tindakan Perawatan Dasar Lansia
Beberapa intervensi atau perencanaan perawatan dasar lansia meliputi hal berikut seperti 

1. Mempertahankan Fungsional dari Fisik

Dalam beberapa kasus mungkin akan ditemukan Activity Daily Living atau kebutuhan sehari-hari lansia yang perlu didukung oleh keluarga ataupun care giver ( dalam beberapa kasus dengan kelemahan ataupun kelumpuhan), misalnya dalam personal hygiene.

Rasio jatuh pada lansia menjadi perhatian umum. Beberapa penyebab risiko jatuh pada lansia bervariasi. Dalam masalah ini, tindakan perawatan yang dapat dilakukan mencangkup pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier.
  • Pencegahan Primer 
Pencegahan primer maksudnya yaitu untuk meminimalisasikan risiko jatuh. Intervensi yang dapat dilakukan yaitu pengkajian fisik dan psikososial yang saksama, peninjauan terhadap penggunaan obat-obatan, dan pengkajian lingkungan, serta pelaksanaan terhadap masalah - masalah potensial.
  • Pencegahan Sekunder 
Pencegahan sekunder bertujuan untuk mencegah lansia kejadian jatuh lagi. Caranya dengan memperlajari riwayat jatuh, menemukan penyebab-penyebabnya dan dapat mengkoreksi, serta pemberian edukasi.
  • Pencegahan Tersier 
Pengembalian fungsi yang optimal setelah jatuh yang ditujukan untuk lansia yang mengalami dampak serius akibat kejadian jatuh seperti gangguan psikologis. Tindakan yang dapat segera dilakukan yaitu mengembalikan mobilitas secepat mungkin, dan memfokuskan pemulihan pada kembalinya fungsi seperti sedia kala.

2. Mempertahankan Kondisi Psikososial

Konsep spiritual dipahami sebagai dua konsep yaitu secara vertikal dan secara horizontal. Secara vertikal merupakan hubungan seorang individu dengan Tuhan, sedangkan secara horizontal dimaknai sebagai hubungan dengan semua manusia.

Definisi spiritualitas mencakup religositas, namu religositas tidak mencakup spiritualitas. Konsep spiritualitas sangat penting dikembangkan pada lansia karena melambangkan harapan, kebutuhan akan makna dan harapan, kebutuhan akan makna dan tujuan, akan cinta, dan pengampunan.

Contoh kasusnya yaitu kondisi ketika lansia mengalami terminal disease maka beriman kepada Tuhan memberikan alasan bagi lansia untuk hidup dan berharap, selama mereka berusaha untuk mencapainya.

3. Mempertahankan Keadaan Lingkungan yang Mendukung

Kasus kejadian depresi cukup besar dan memiliki dampak terhadap kejadian bunuh diri. Sejumlah bahaya interpersonal dan lingkungan yang banyak terdapat pada kehidupan akhir dapat bergabung menempatkan lansia pada risiko depresi yang lebih besar. Depresi sering berkaitan dengan demensia sehingga dianjurkan bagi perawat untuk melakukan skrining status mental, seperti Mini-Mental Status Exam ( MMSE ) untuk mengkaji status kognitif.

4. Mempertahankan Komunikasi yang Terbuka dalam Keluarga dan Sosial

Komunikasi yang terbuka menciptakan suatu kondisi yang memberikan kesempatan seorang care giver memahami. Komunikasi terapeutik yang ditetapkan dengan baik dan benar akan menciptakan hubungan yang harmonis antara perawat dan pasien. Pasien juga merasa nyaman menjalani perawatan dan kooperatif dalam menerima setiap intervensi keperawatan.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

0 Response to "Tindakan Perawatan Dasar Lansia"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel