Perubahan Fsiologi dan Psikologi Pada Lansia
Perubahan Fsiologi dan Psikologi Pada Lansia |
Proses penuaan ini ditandai dengan perubahan fisiologis yang terlihat dan tidak terlihat.
Perubahan fisik yang terlihat ini, seperti :
- Kulit yang mulai keriput dan mengendur
- Rambut yang beruban
- Gigi yang ompong
- Adanya penumpukan lemak di pinggang dan perut
Perubahan fisik yang tidak terlihat seperti :
- Penglihatan
- Pendengaran
- Kepadatan tulang
Kerapuhan akibat perubahan fisiologis tidak selalu mudah dibedakan dari penuaan jasmani yang menyertai manutrisi. Perubahan degeneratif dalam proses penuaan mencakup hal-hal seperti
- Penurunan kemempuan mencium bau dan mengecap
- Penurunan daya pendengaran
- Penurunan daya penglihatan
- Osteoarthritis
- Osteoporosis
- Penyakit pembuluh arteri
- Penurunan toleransi glukosa
- Penurunan ukuran da kekuatan otot
Hanya sedikit yang bisa kita lakukan untuk mencegah semua keadaan ini, kecuali menghindari keadaan kegemukan. Beban berat yang berlebihan membuat kita lebih sulit bergerak dan menambah rasa nyeri pada keadaan artritis. Kegemukan juga mengganggu toleransi glukosa dan menjadi penyebab timbulnya penyakit pembuluh nadi.
Disamping itu, terdapat beberapa teori terkait dengan penuaan yang menjelaskan bagaimana dan mengapa penuaan terjadi serta dampak pada aspek fisiologis dan psikologis.
1. Teori Imunitas
Seiring dengan berjalannya proses penuaan, teori sistem imun menjelaskan adanya penurunan imunitas terkait dengan pertahanan terhadap agen patogen atau organisme asing. Penyakit yang dapat muncul di antaranya adalah penyakit infeksi dan kanker. Terkait dengan peran kelenjar timus, dan kemampuan diferensiasi sel T maka kemungkinan terjadi respon autorium dan akan muncul penyakit seperti artristis reumatoid dan alergi
Implikasi Perawatan
Pentingnya pendekatan pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, dan promosi kesehatan dalam pelayanan kesehatan. Untuk meningkatkan imunitas, dilakukan program imunisasi yang bertujuan mencegah kejadian dan epdemi penyakit, seperti pneumonia dan influenza.
2. Teori Neoreondokrin
Terkait dengan sistem saraf dan pengaturan hipofisis, dalam proses penuaan terjadi gangguan pada area neurologi, yaitu waktu reaksi yang diperlukan untuk menerima, memproses, dan merespon terhadap perintah ( perlambatan tingkah laku ). Hal ini kadang diintepretasikan sebagai tindakan melawan, ketulian, atau kurangnya pengetahuan dan seolah-olah mereka tidak kooperatif atau tidak patuh
Implikasi Perawatan
Dalam melaksanakan tindakan keperawatan, perawat dapat memperlambat instruksi dan menunggu respon mereka
3. Teori Kepribadian
Dalam teori ini, dijelaskan bahwa penuaan yang sehat tidak tergantung pada jumlah aktivitas sosial seseorang. Akan tetapi, pada bagaimana kepuasan orang tersebut dengan aktivitas sosial yang dilakukannya
Implikasi Perawatan
Perawat membantu orang lanjut usia mengidentifikasi peluang melakukan aktivitas sosial penuh arti untuk memfasilitasi penuaan yang sukses
4. Teori Aktivitas
Dalam teori ini dijelaskan bahwa hilangnya fungsi peran pada lansia secara negatif memengaruhi kepuasan hidup
Implikasi Keperawatan
Perlu diperhatikan tentang pentingnya aktivitas mental dan fisik yang berkesinambungan untuk mencegah hilangnya dan pemeliharaan kesehatan sepanjang masa pada kehidupan manusia
5. Teori Kontinuitas
Pada teori ini menjelaskan bahwa kepribadian seseorang seiring dengan proses penuaan cenderung tidak berubah dan lebih jelas pada saat orang tersebut ambah tua. Seseorang yang senang dan memiliki kehidupan sosial yang aktif akan terus menikmati gaya hidupnya sampai usia lanjut. Semantara itu, orang yang menyukai kesendirian dan memiliki jumlah aktivitas yang terbatas mungkin akan menemukan kepuasan dalam melanjutkan gaya hidupnya. Proses komunikasi yang menjadi poin penting dalam menjelaskan peran keluarga akan sangat menentukan bagaimana orientasi nilai lansia, fungsi efektif serta fungsi sosialisasi mereka.
Implikasi Keperawatan
Pentingnya perawat melibatkan peran keluarga dalam mengimplementasikan intervensi karena menjadi faktor utama keberhasilan asuhan keperawatan lansia.
Implikasi Perawatan
Dalam melaksanakan tindakan keperawatan, perawat dapat memperlambat instruksi dan menunggu respon mereka
3. Teori Kepribadian
Dalam teori ini, dijelaskan bahwa penuaan yang sehat tidak tergantung pada jumlah aktivitas sosial seseorang. Akan tetapi, pada bagaimana kepuasan orang tersebut dengan aktivitas sosial yang dilakukannya
Implikasi Perawatan
Perawat membantu orang lanjut usia mengidentifikasi peluang melakukan aktivitas sosial penuh arti untuk memfasilitasi penuaan yang sukses
4. Teori Aktivitas
Dalam teori ini dijelaskan bahwa hilangnya fungsi peran pada lansia secara negatif memengaruhi kepuasan hidup
Implikasi Keperawatan
Perlu diperhatikan tentang pentingnya aktivitas mental dan fisik yang berkesinambungan untuk mencegah hilangnya dan pemeliharaan kesehatan sepanjang masa pada kehidupan manusia
5. Teori Kontinuitas
Pada teori ini menjelaskan bahwa kepribadian seseorang seiring dengan proses penuaan cenderung tidak berubah dan lebih jelas pada saat orang tersebut ambah tua. Seseorang yang senang dan memiliki kehidupan sosial yang aktif akan terus menikmati gaya hidupnya sampai usia lanjut. Semantara itu, orang yang menyukai kesendirian dan memiliki jumlah aktivitas yang terbatas mungkin akan menemukan kepuasan dalam melanjutkan gaya hidupnya. Proses komunikasi yang menjadi poin penting dalam menjelaskan peran keluarga akan sangat menentukan bagaimana orientasi nilai lansia, fungsi efektif serta fungsi sosialisasi mereka.
Implikasi Keperawatan
Pentingnya perawat melibatkan peran keluarga dalam mengimplementasikan intervensi karena menjadi faktor utama keberhasilan asuhan keperawatan lansia.
0 Response to "Perubahan Fsiologi dan Psikologi Pada Lansia"
Post a Comment